Day 4
Itinerary :
- Myeondong Tourist Information
- Café Cat myeondong
- Lunch at Busan Jib Restaurant Halal
- Buchon Hanok Village
- Namsangol Hanok Village
Banpo Bridge
- Dongdaemon Market
Taraa…Hari ke 4 dan tinggal berdua, omma dan oenni sudah harus pulang duluan, petualangan sesungguhnya dimulai karena team leader kami pulang duluan. Selama ada oenni semua tinggal beres, sekarang tinggal kami berdua yang akan melototi jalur subway.
 |
Nunggu subway 'ditemani' Jo Jung-Suk ;-) |
Pagi jam 7 selepas mengantar omma dan oenni di halte bis 6015 kami menyusuri Myeondong Shopping Center yang sepi. Hanya bertemu beberapa orang kantoran yang tampak bergegas berangkat kerja, kami hanya jalan berdua, menyusuri gang-gang sempit yang kalau pas ramenya akan bersinggungan dengan padatnya manusia, ada bagusnya berkat jalan-jalan ini kami menemukan restoran halal yang masih tutup dan beberapa café tematik, seperti café cat dan café dog. Myeondong yang senyap terasa asing.
 |
Nganterin Omma dan Oenni menunggu Limousine Bus ke Bandara ...hikkss |
 |
Menyusuri jalanan Myeondong yang masih Sepi |
 |
Mengincar yang ini...nanti siang bakal balik sini |
Kami lalu balik ke hotel, packing untuk persiapan pindah ke kamar yang lebih kecil. Kamar sebelumnya khusus 4 orang yang lengkap dengan fasilitas. Kami masak nasi untuk persiapan dua hari kedepan, karena di kamar baru nanti tidak tersedia rice cooker, nasi tinggal dimasukkan kulkas dan dihangatin di microwave begitu lapar, kalau rangsum lauk keringnya masih banyak malah bersisa. Sebenarnya kami juga masih memendam keinginan makan makanan korea yang halal, dan sudah mengincar Resto Busan Jib yang kami temukan hasil blusukan pagi tadi.
 |
Masak, buat persiapan dua hari ke depan. |
Habis mandi, packing dan chek out, kami menitipkan tas di resepsionis (kamar baru siap jam 2), mereka menawarkan payung ketika melihat kami bersiap pergi karena di luar masih hujan. Meski hujan, tetap gak menyurutkan langkah buat strolling around korea, gak terasa dua hari lagi pulang. Hari ini tujuan pertama ke Myeondong Tourist Information Center ngincar hanbok gratisan lagi.
 |
Masih pake kamera hp, latarnya polos |
 |
Dengan kamera studio |
Jika mau membandingkan, saya lebih suka hanbok-an di Seoul Global Cultural and Tourism Center, karena disana petugasnya lebih ramah, waktu yang diberikan juga cukup lama. Di Myeondong Tourism Information Center ini, waktu yang diberikan mungkin sama tapi terpotong dengan mengirim-ngirim foto ke email sendiri. Ngetiknya menyita waktu. Untung hasil kameranya bagus.
Baca Juga : Hanbok Gratisan di Korea, Mau?
Dari sana demi memuaskan hati travelmate satu-satunya (pelukkk), yang penyuka berat kucing, kami akhirnya mampir ngopi di café cat. Bercengkrama cukup lama dengan 32 kucing ramah yang lucu-lucu, selagi menunggu hujan reda. Karena di luar sungguh dingin, jacket tipis kami tidak cukup menghalau dingin, satu-satunya cara nyaman yah menghangatkan diri di café.
Hari ini kami juga mau ke Buchon Hanok Village, kalau sempat bisa sekalian ke Namsangol Hanok Village dan ke Banpo Bridge, namun akhirnya gagal ke Banpo karena sudah terlalu malam, sempat jalan setengah perjalanan, namun ketika turun di stasiun transit dan melihat perjalanan masih panjang kami memilih balik, besok setidaknya selagi masih terang kami akan coba lagi (keputusan ini kami syukurin karena ternyata memang jauh jalannya, melewati lorong gelap menuju Banpo Bridge).
 |
Yang bahagia dikelilingi fans |
 |
Narsis sama meong |
Setelah puas-puasin main sama kucing, rupanya lambung tengah sudah kukuruyuk, untungnya tadi pagi dah survei Myeondong dan menemukan Resto Busan Jib di sebuah gang sempit, kami masuk dan mencoba memesan tteobokki dan abalon ramen, side dishnya ada tiga, kimchi, sayuran dan teri nasi yang di goreng kering. Yummi! Nyobain makan ramen sama kimchi ternyata memang enak. Dan saya juga terkesan dengan tteobokki, enaknya nampol. Hangat-hangat dan masih ngepul ditengah dingin gerimis. Padu padan yang serasi. Seporsi 1000W atau kalau dikurskan sekitar 120.000an, satu porsi bisa buat berdua, malah kebanyakan. Akhirnya kue berasnya kami bungkus, karena gak sanggup habisin. Percaya deh bawa rangsum itu bisa menghemat banyak. Kalau selama di Korea makan di luar terus. Bisa bocor dompet.
 |
Abalon Ramen yang lekker, porsinya besarrr |
 |
Tteobokki yang kenyal-kenyal enak banget, sausnya lumayan pedes... |
 |
Side dish, kimchi, nori, fish cake, terinasi. Kimchinya enak banget |
Begitu kenyang, hujan mereda tinggal menyisakan gerimis tipis, kami lalu bergegas menuju
Buchon Hanok Village.
Buchon Hanok Village ini sebenarnya tidak diperuntukkan sebagai destinasi wisata. Tempat ini merupakan lingkungan perumahan dimana rumah Hanok tersebut dihuni oleh orang Korea (yang mungkin kalangan konglomerat dan saya melihat banyak seniman tinggal disini).
 |
Salah satu rumah di Buchon Hanok yang disulap jadi galeri seni |
Namun sejak awal saya pengen kesana, sejak Hanok dijadikan lokasi syuting drakor Personal Taste, yang dibintangi Lee Min Hoo dan Son Ye Jin. Untuk menuju ke sini rutenya dari Myeondong St (line 4/biru) ke arah Chingmuro st, change line 3/orange dan turun di Anguk St exit 2, lalu berjalan lurus kira-kira 300 m, menyeberang jalan dan akan keliatan banget kalau udah menemukan hanbokers lagi, nah udah dekat berarti. Jangan bandingkan 300 meternya disini dan disana yah, di Korea 300 meter ada plus nanjaknya, jadi mesti lebih
setrongg. Sampai di Buchon udah rame banget sama turis manca. Jadi kurang asyik nyari spot buat foto-foto. Kami akhirnya melipir ke tampat-tempat yang gak diminati turis, masuk gang atau ambil sisi jalan yang sepi. Kesini gak boleh ribut, sebuah poster terpasang untuk mengingatkan pengunjung agar jangan ribut karena akan mengganggu kenyamanan penghuninya. Setelah muter-muter gak nemu rumah Park Gae In
pacar Jeon Jin Ho (Lee Min Hoo) karena semua bangunan hampir mirip. Lupa juga detail bangunannya, malu bertanya nyesel nantinya, akhirnya nanya ke oppa-oppa petugas
tour guide yang dengan ramah ditunjukin.
Olala senangnya ditambah lagi di ajak selfie sama mereka...
dipelototin suami hihihi
 |
Menyusuri Buchon Hanok Village |
 |
Tour Guide yang ramah dan baik, kita seragaman yah...thanks for help |
 |
Yang mau nyewa hanbok keliling Buchon bisa disini, pilihannya banyak |
Finally…ketemu rumah No.43, berpose sepuasnya, sembari mengingat cerita drakor Personal Taste, sekilas tentang Personal Taste. Drama ini menceritakan Jeon Jin Ho (Lee Min Ho), seorang arsitektur yang memiliki wajah tampan, cerdas, dan cenderung perfeksionis dalam semua hal. Termasuk kebersihan, pakaian, hingga wanita, dan ia rela melakukan apapun demi mendapatkan yang ia inginkan. Demi mengejar posisi sebagai manajer di perusahaan tempat ia bekerja dan mengincar rumah dengan arsitektur yang indah milik Park Gae In (Son Ye Jin), ia rela tinggal satu rumah dengan sang pemilik rumah dengan berpura-pura sebagai seorang homoseksual. Di sisi lain, Gae In, sang pemilik rumah, merupakan orang naif dan mudah percaya dengan orang lain. Namun, sejak ia dikhianati oleh kekasih dan sahabatnya sendiri, ia menjaga jarak dengan para lelaki dan mulai berprasangka buruk terhadap mereka. Satu-satunya cara untuk mendekati wanita tersebut dan merebut rumah impiannya, Jin Ho rela berpura-pura menjadi seorang gay. Dalam drakor ini setting syutingnya banyak menghabiskan di rumah nomor 43 ini, saya mulai suka Lee Min Hoo sejak main di sini, meski sebelumnya saya sudah melihat dia di The Heirs dan Boys Before Flower (nonton PTnya belakangan). Tapi lebih senang ketika dia main di Personal Taste.
 |
Finally nemu rumah ini. Rumah Gae In |
Puas keliling Buchon (baca: capek nanjak), kami meninggalkan Buchon Hanok Village menuju Namsangol Hanok Village, dari Anguk St (line 3) turun di Chungmuro St exit 3, jalan kaki lurus saja begitu menemukan semacam pom bensin belok ke kiri, Namsangol yang megah akan keliatan jelas (sst..meski awalnya sempat muter-muter gak jelas, karena map me mengarahkan ke tempat lain, kali ini kami di ‘permainkan’ aplikasi map me, setelah kembali ke jalan yang lurus hahah ternyata dekat banget dari pintu exit 3). Bangunannya bagusss banget kita juga bisa melihat Namsan Tower dengan sangat jelas dari sana. Makin sore makin semriwing dinginnya. Liat map subway. Kayaknya repot kalau harus ganti-ganti line padahal cuma satu stasiun, sayang banget, dan capek naek turun tangganya. Kita memutuskan jalan kaki menyusuri kota... karena 'cuma' berjarak 700m ke hotel. Satu yang saya kangenin adalah berjalan kaki jauh ditengah udara yang sejuk. Disana pejalan kaki bak raja, troatoarnya luas-luas, dapat bonus pemandangan bunga-bunga cantik sepanjang jalan. Perfect!








Setelah cek in dan dapat kamar kecil yang bagus, kami makan, sholat, bersih-bersih dan keluar lagi. Niatnya mau ke Banpo, pengen ngejar Banpoo Bridge Rainbow Fountain jam 7 malam. Dari Myeongdong St, kami Cuma sampai Dongjak St. Namun sempat bingung kemana-mananya. Makin dingin dan malam, kami memutuskan balik esoknya aja, pulang baca primbon yang jelas. Malam ini kami niatkan window shopping saja hm…yakin? Tapi bosan sama Myeondong, entar tergoda beli masker yang udah numpuk di koper. Kami memutuskan ke Dongdaemun Market saja, kemarin sempat jalan-jalan kesini kayaknya under shoppingnya banyak yang menarik tuh. Saya juga lagi nyari coat winter setidaknya punya coatnya dulu eheeh.


Kawasan Dongdaemun Market terdiri dari 26 mall dan 30 ribu toko. Wow bisa dibayangkan!! Mau berapa hari di sini kalau ingin menyapu bersih semuanya? Kami masuk di sebuah pusat pertokoan karena entah namanya apa, yang belakangan saya baru tahu namanya Migliore. Belanja fashion di sini murah-murah, apalagi sweaternya, sangat fashionable! Kami ke lantai 6 ke souvenir shop "Arirang", yang mbak-mbak penjaganya adalah orang Indonesia, pemiliknya pun bisa berbahasa Indonesia dengan baik. Belanja souvenir disini lumayan murah bisa di tawar lagi, apalagi pas bayarnya di kasi masker gratis. Dari penjelasan mbak-mbaknya katanya, Migliore ini tempat fashion murah namun tidak murahan dan tutup setiap senin, disini saya menemukan coat winter dan sepatu boot. Harganya lumayan tapi kualitasnya memang oke. Ada barang ada kualitas kan. Yang penting saya senang banget karena dapat sale 50%. Ada kisah tersendiri pas beli sepatu boot nya, oppa-oppa penjual bootsnya ramah, nawarnya sampai ngotot-ngototan, akhirnya dia ngasih hampir setengah harga dari label harganya, pake bahasa isyarat dan bahasa kalkulator, secara dia cuma bisa bahasa korea. Saya cuma bilang ani…ani…kalau dia ngetik di kalkulator dan saya menolak harga itu. Hahhaha
Jadi, hari ini ditutup dengan shopping at Daengdomun market. Puas menemukan barang yang dicari. Kalau ada kesempatan ke Korea, pengen puas-puasin thawaf disini.
 |
Wajah bahagia nenteng belanjaan
 |
Kamar kecil dengan TV layar datar yang gede |
 |
Kamar kecil kami yang nyaman |
|
Pindah guesthouse? Masih di Myeongdong juga? Mirio
ReplyDeleteMasih di guesthouse yang sama (Grand Field Residence), pindah ke kamar yang lebih kecil saja.
DeleteAku kangen korea baca ini.. Makanan di sana memang enak2 ya mba. Ke korea kemarin itu aku niatnya emg 2, shopping till drop ama kulineran, secara aku doyan makan :D. Dan ga rugi memang ngabisin banyak, tp rasanya enak2 semuaa :D. Jauuh lbh enak masakan di korea ini drpd di jepang. Pas di jepang aku malah dikit nemu kuliner yg pas. Itu cafe kucingnya lucuuuuuk.. Ihh sayang aku g kesana . Bisa ga mau kluar ntr :p
ReplyDeleteIyya mbak...Korea ngangenin banget. Saya malah laaammmmaaa baru bisa move on hahaha. Ngincar korea di musim gugur. Di kOrea apalagi di Myondong banyaaaak banget cefe2 tema animal. Cafe kucing ada di beberapa spot. Yang suka anjing juga ada juga tuh cafe dog. Kalau saya bukan penyuka kucing, tapi adikku nih...susah di geret keluar. Mana lagi gerimis...lebih senang uyel2an sama kucing lucu di dalam cafe yang hangaaattt....
ReplyDelete