Lupakan Waterboom, mari ke Bantimurung

Terakhir kesini, 20 tahun yang lalu...
Keinginan kesini begitu menggebu-gebu. Wahana permainan air sudah menjamur dimana-mana dengan konsep water boom atau waterpark dengan sentuhan modernitas yang tinggi, tapi yang ini masih tak terkalahkan. Siapa pula yang mampu menandingi jika yang meng create dan mendisainnya langsung adalah sang Maha? Subhanallah sungguh indah ciptaan-Nya
Patung monyet ini paling sering di jadikan tempat narsis pengunjung
Adanya di pintu masuk...
Untuk sampai di sini,  kita  menempuh jarak selama ± 60 menit (cat; tanpa macet) karena sebenarnya jaraknya cukup dekat, Kawasan wisata bantimurung ini berjarak ± 42 Km dari Kota Makassar atau berjarak ± 21 Km dari Bandar Udara Internasional Hasanuddin. Air terjun bantimurung adalah salah satu potensi wisata yang terdapat didalam Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, yang berada dalam wilayah Kab. Maros. Kita akan disambut dengan tebing-tebing karst yang tinggi, greeny view, sejuknya udara, dan gemericik air yang tumpah...wuzzz...lupakan waterboom, saatnya kita menikmati cara alam memanjakan kita.
byuuurrrr....dinginnn and sejuukk

Tentang potensi alam, dan keanekaragaman hayati yang bernaung di dalamnya, cukup tanya om google, terlalu banyak literasi tentang potensi kawasan wisata ini. Saya cuma mau menceritakan betapa asyiknya nyebur di bawah air terjun yang besar dan landai ini.

Pijat air gratis.Harus pegangan kencang-kencang ntar kebawa arus
(special untuk orang bertubuh tipis kayak saya hehehe)

Begitu masuk di kawasan air terjun ini kita disambut dengan monyet ngangkang di pintu gerbang, konon monyet (kera) itu punya kisah, kenapa harus monyet yang ngangkang disitu bukan jenis binatang apapun itu. Cerita dongeng klasiknya saya intip disini. Karena saya punya kisah sendiri yang ingin saya bagi juga. Kenapa Bantimurung ini cukup berkesan selain karena kecantikannya? Karena disini ada kisah  seorang siswi yang  baru akan melepas seragam putih biru-nya dilamar guru bidang studi, yang ternyata menaruh hati padanya, dan karena si siswi menolak, gurunya ngambek dan seperti enggan berpapasan dengannya lagi...heheheh. 
Ini soulmateku:-).

Lanjut...
Bukan hanya saya, anak-anak pun bersemangat di ajak kesini, nanggung sebenarnya, kami berangkat  jam 2 siang, namun karena macet,  nyampainya 1,5 jam kemudian. Mandi-nya 2 jam-an saja, karena langit mulai gelap dan dinginnya air sudah membuat bibir kami membiru. Ada untungnya juga sih, pengunjung sudah mulai beranjak meninggalkan pemandian, kami baru datang. Jadi lumayan sepi, padahal beberapa jam sebelumnya pasti sangat padat mengingat besoknya adalah puasa pertama dan seperti pada umumnya tempat-tempat wisata seperti ini akan dibanjiri pengunjung. Kamipun menyudahi perjalanan singkat ini. Lelah dan puas, anak-anakpun memilih tidur di mobil, sementara kami menyiapkan diri menghadapi macet panjang menuju pulang kembali ke Makassar...hufft... (27 Juni 2014)

Comments

Popular Posts