Berkesempatan
jalan-jalan ke luar negeri apalagi jika itu gratis pasti menyenangkan.
Kesempatan itu datang juga. Dipercaya menjadi
salah satu DELRI di Conference CTI yang di selenggarakan di Manila, Philippines. Manila? Tak
pernah terpikirkan olehku untuk menginjakkan kaki ke sana. Manila tidak pernah
menjadi salah satu Negara yang pengen banget saya kunjungi dalam listing travelingku.
Manila sama sekali tak terlirik. Kurangnya informasi tentang destinasi wisata di negara Jose Rizal
ini, menjadikan Manila sepertinya tak menarik untuk di kunjungi. Seperti
itukah? Kita buktikan…
 |
Berfoto Bersama peserta Conference CTI |
Senin,
8 September 2014
rush in time mengejar
pesawat jam 2. SQ 959, yang dari info sebelumnya harusnya berangkat jam 5 sore jadi berubah, untungnya saya berangkat lebih pagi dari rumah ke kantor mencari info
terlebih dahulu, dan tentu saja mengharap uang sangu xixixixi…
Jujur
saja, ini kali pertama naik Singapore Airlines yang terkenal keren itu. Untung
banget naek SQ bukan Philippines Airlines yang katanya sih kelasnya jauhhh
kalau dibandingkan dengan SQ. Karena sebagian yang lainnya naik maskapai
tersebut. Dan SQ memang keren, tapi sebelas dua belaslah sama Garuda yang
kelasnya sama Boeing 737 200. Bedanya cuman dapat handuk hangat yang bisa buat
buat adem wajah dan hati…ciee. Varian minumannya banyak, makanannya enak
apalagi dessertnya. Yummi…Hanya karena dalam menu yang dibagiin selalu ada
pilihan pork…jadi suka khawatir juga.
 |
with ibu Iswari |
Setelah
1,5 jam mendaratlah kami di Changi di bandara super big, super keren. Kata
teman saya, ke Singapura itu berasa banget yah ke luar negerinya. Hehehe karena
memang sangat berbeda sama Jakarta. Airport yang menjadi pintu utama saja sudah
berbeda tidak usah cerita dalam-dalamnya. Lepas magrib via SQ 918 take off
menuju Manila. Untuk sampai Manila butuh waktu 3,5 jam dengan tidak ada
perbedaan waktu dengan Singapura GMT +8.
Meski berbadan besar, pesawat ini juga cukup
keras mengayun begitu menghadapi angin cyclone, tapi dengan awak kabin yang
cantik dan ganteng-ganteng serta ramah, dan pilot yang selalu menyapa dari
ruang kokpit membuat perasaaan ini nyaman, mungkin terdengar sederhana, tapi
mendengarkan permintaan maaf pilot terhadap kondisi yang tidak menyenangkan
karena cuaca itu bikin hati nyaman.
 |
The Malayan Paza Hotel, hotel kami selama di Manila |
Jam
9 malam mendarat di NAIA (Ninoy Aquino Internasional Airport) Terminal 3
Manila. Begitu keluar dari perut pesawat sudah ada Mas Wira dari Indonesian
Embassy yang melambai-lambaikan papan nama. Merasa tersanjung... karena bisa
melalui jalur imigrasi tanpa antrian karena melalui line khusus diplomat itu
sesuatu banget. Masih jelas teringat kalau harus melalui antrian imigrasi jika
traveling sendiri. Wuihh bisa sejam sendiri belum lagi kalau di tanya macam-macam
sama orang imigrasinya…Alhamdulillah ini mulus banget seperti jalan tol.
 |
Dijemput mas Wira dari Indonesian Embassy Philippines |
Mas
Wira baru 5 bulan di Manila, dari beliau juga dapat info kalau ada sekitar 6400
orang Indonesia yang menetap di sana. Hm…banyak juga yah…ngapain aja mereka
coba. Yang jelas mereka itu bukan TKI, Manila bukanlah destinasi favorit para TKI kita. Kami
bertiga (saya, Bu Is, dan Mas Bambang) diantar ke hotel The Malayan Plaza
Hotel.
Wah baru tahu kalau di Manila itu stir mobil itu di sebelah kiri…
Sampai
hotel jam 10 malam, ngobrol sebentar sama teman sekamar, lalu tepar dan bangun
kesiangan di esok harinya…
Day
1 Selasa/9 /9/14
Pertemuan
pertama ..*skip* Pertemuan di hotel Discovery lantai 41, cukup berjalan kaki
dari hotel tempat kami menginap, masalah makanan tidak bermasalah,
 |
Makanan Hotel yang maknyuss, Desertnya selalu juara. |
karena kami
sudah memesan halal food kepada panitia sebelum acara. Jadi selama acara
berlangsung, dimana lunch di tanggung panitia, tidak pernah menjadi masalah. J.
Di cocolin sambel bawaan dari Indonesia, Kami ajak pak Bambang dan pak Setiono
gabung dinner di kamar kami, namun karena kelelahan pak Nano tidak bisa
bergabung sama kami.
 |
Bekal yang meng'hidup'kan kami di sana |
|
 |
Kamarku yang luas, di upgrade loh...tanpa tambahan biaya senangnya |
Giliran
dinnernya…bingung mau cari apa. Lepas acara, magrib kami mampir ke Seven Eleven
membeli nasi tanpa lauk dan satu gallon air. Lanjut ke Mega Mall jalan-jalan
sambil nyari makan. Keluar masuk resto namun tidak sreg makan dengan ditemani
pork dimana-mana, Akhirnya kami memilih membeli ikan bandeng presto yang beku di
supermarket. Smokey Bangus Manila terkenal enak di buat oleh saudara-saudara
muslim yang berada di tepian Danau Mindano. Jadilah makan malam terenak malam
itu adalah ikan bandeng presto dan nasi Sevel
Day
2 Rabu 10/9/14
 |
With DELRI di hari kedua |
|
 |
Greenhills menjelang sore |
Pertemuan
Kedua ..*skip* Delegasi dari Indonesia semakin banyak yang berdatangan hari
ini. Karena banyaknya nara sumber yang tidak hadir, acara bisa lebih singkat.
Jam 3 sudah selesai. Ba’da Ashar kami ke Greenhills setelah mendapat bisikan
dari panitia jika pearl di sini murah-murah, ah sayang sekali sebelumnya saya
sudah shopping pearl di Kultura SM. Lumayan mahal, tapi…yah sutrahlah. Di Manila
susah banget dapat taxinya, harus sabar ngantri. Begitupun ketika kami mau ke Green
Hills, antri taxi lama, meski yang ngantrinya Cuma 3 dan kami pengantri ke
tiga, susah banget dapat taxi-nya. Kadang udah senang banget dapat taxi yang
berhenti namun tiba-tiba pergi. Huh…sombong-sombong banget taxi di sana,
mentang-mentang dibutuhkan banget. Mana taxinya jelek lagi…
 |
Pearls in Greenhills. Mupeng kan...murah-murah |
|
Di
green hills kami sampai udah magrib, udah pada mau tutup *tambah mewek*. Tapi
senangnya banyak ketemu saudara muslim di sini. Ibu-ibunya pakai jilbab,
langsung kepikiran, wah pasti mudah mendapatkan yang halal di sini. Muslimnya berseliweran,
pas tanya sana sini, ketemulah restoran Abhsar. Resto makanan Persia,
india, Mediterania senangnya…aku pesan Nasi goreng.
 |
Nosi Goreng Seafood porsi kuli yang maknyuss |
 |
Alhamdulillah, halalan Thoyyiban |
Menu favorit sepanjang masa. Dan apakah
karena lapar atau eneg dengan makanan hotel yang selalu ala barat yang miskin
bumbu, senang banget makan nasi goreng agak pedes dengan seafood di atasnya. Tapi
karena porsi jumbo. Tak sanggup saya habiskan meski sudah mendapatkan bantuan
dari teman-teman sekeliling hahaha. Pulangnya kami sudah kelelahan, namun kami
harus sabar mengantri taxi…hiksss perihhnya
Day
3 Kamis 11/9/14
Pertemuan
Ketiga…*skip*. Hari ini aku berbungah-bungah, karena hari ini my special day.
Yah…today is My Wedding Anniversary. 9 tahun bersama suami. Ah tak terasa,
sayang sekali kami berjauhan suami juga susah di hubungi, suami lagi tugas di
pulau Sumbawa sana. Yang membuatku senang juga karena hari ini, pertemuan cumin
half day, so kami sudah janjian untuk city tour. Bahagianyaaa…Setelah 3 hari ‘terkurung’
di dalam lantai 41 gedung Discovery Suites. Dan Cuma bisa sedih menatap kota
dari atas akhirnya kesempatan keluar ada.
 |
Dari lantai 41 Discovery Suites..hanya bisa melihat Manila dari atas |
Dengan membayar 2000 peso atau sekitar 600.000
ribu, kami pun berangkat, etapi gak semudah itu saudara, kami perlu waktu juga
untuk menunggu mobil travelnya. Karena dadakan memang serba sulit. Udah lama
nunggu, mobil yang katanya innova, kok jadi mengecil jadi sedan…ah sudahlah,
kami sudah terlalu lama menunggu. Takut keburu magrib, dan jalanan di Manila
juga sama dengan Jakarta, unpredictable alias susah di tebak macetnya…
 |
American Cemetery |
 |
Fort Santiago di Intromuros. Hampir magrib di sini...Seperti uji nyali masuk meseum magrib-magrib |
 |
Jeepney...Metromini Manila |
 |
Fort Santiago di tengah kota |
 |
Mobil travel yang katanya Innova itu..grrrr |
 |
Toko Souvenir, isinya kayu ebony dan kerang-kerang, gak menarik buatku |
Dan…kami
harus membayar 600 ribu untuk mengunjungi kuburan, dan benteng…selebihnya macet
parah. Menyedihkan sekali city tournya. Memang belum puas ke Manila, Tapi kalau
ada yang mau ngasih gratis saya masih mau ke sana, masih penasaran naek
Jeepney, sama pengen liat sepatu Imelda Marcos.
Comments
Post a Comment