Day 3 #Bangkok. " Dari Mini Siam, Pattaya Beach di tutup dengan Alcazar Show yang Spektakuler"


Day 3...
Hari ini bangun dengan bersemangat. Tujuan hari ini adalah ke Pattaya. Rasanya kalau tanpa nebeng mungkin agak berat kesana, selain sepanjang hari Bangkok selalu diliputi mendung, kekhawatiran akan turun hujan. Butuh waktu yang panjang untuk bisa sampai kesana. Kami seperti tim hore diantara rombongan dokter-dokter yang cantik dan professor yang baik hati.Kami berangkat jam 10an dan seperti dugaan kami sebelumnya hujan turun sedemikian derasnya di sebagian perjalanan kami. Waktu dhuhur pun sampai namun perjalanan masih jauh . Karena kami masih harus bertemu dengan macet. Meski bukan weekend, namun ada perbaikan jalan yang membuat kami harus antri sekian  kilometer.  Sementara perut mulai bernyanyi, menuntut hak untuk dipenuhi.
Interior mesjid

Ditengah perjalanan kami bertemu mesjid. Seperti fatamorgana rasanya melihat mesjid megah berwarna biru berdiri tegak. Kami memutuskan mampir dan takjub dengan arsitekturnya. Kami juga bangga mendapati terjemahan kitab suci dalam bahasa keriting:-), bahagia menemukan saudara seiman disini, meski hanya menyapa dengan salam. Nikmat...
Depan Mesjid Hidayatullah
Sayang sekali, kami tidak menemukan halal food di dekat mesjid. Memang ada restoran dan warung namun semuanya tutup. Mereka tutup setiap hari Jumat. Sampai lupa jika hari ini adalah hari Jumat:-).

Kami melanjutkan perjalanan. Alhamdulillah perjalanan lancar jaya sampai akhirnya kami tiba di Mini Siam. Mini Siam mengingatkan pada TMII, Jika di TMII kita bisa keliling Indonesia dalam sekejap, di Mini Siam ini kita bisa keliling dunia. Melihat miniatur Menara Eiffel sampai Candi Prambanan.


Mini Siam

Rasa lapar kami terjawab sudah begitu melihat resto fastfood  Mc Donald di depan pintu masuk Mini Siam.
Siang lagi terik-teriknya begitu kami masuk ke dalamnya. Namun kebutuhan untuk 'keliling dunia' sambil mengabadikannya jauh lebih penting. Hehehe...sekalian nge-tag tempat pengen kemana saja. Pengennya sih pergi ke...semuanya -mimpi boleh kan- Semoga impian keliling dunia bisa terwujud sebelum aku menutup mata. Aamiien
Ditengah terik, kami sampai jumpalitan untuk mengambil view terbaik, bagaimana mengabadikan si mini-mini ini menjadi seolah-olah real. Sayang sekali beberapa miniatur memang terlalu mini seperti candi prambanan yang sulit untuk di manipulasi seolah si candi lebih besar dari objek manusianya. Untuk dapat momen dan hasil photo terbaik, sekedar saran bawalah fotografer atau setidaknya teman yang mahir take pic, bukan asal 'klik' seperti saya. Karena jelas, butuh teknik tersendiri untuk bisa mengambil gambar seolah-olah photo di take dr sumbernya :-)

Menu andalan di Mc D.

Lanjut...ke Pattaya kita. Finally sampai juga di kota pantai yang terkenal dengan wisata malamnya itu. Suasananya sih gak begitu beda dengan Kuta di Bali,keramaiannya dan banyaknya bule yang hilir mudik, yang membedakan mungkin banyaknya lady boy yang susah dibedakan dengan perempuan, bahkan beberapa bahkan jauh lebih 'peremuan' dari perempuan pada umumnya.  Kenyataan yang sungguh menyakitkan sebenarnya -sambil memandang iri tubuh seksi mereka-

Me and Sister

Sepanjang jalan  berjajar kafe, bar dan klub malam yang hingar bingar. Dentuman suara musik, kepulan asap rokok,  minuman keras dan lady boy / lady beneran? bercampur dengan keramaian pelancong yang lalu lalang. Meskipun cenderung liar, namun pengunjung tetap terjaga keamanannya.  Hari sudah menjelang sore ketika itu, kehidupan liar malam mulai disiapkan, perempuan atau entah mirip perempuan berdandan menor, mulai mendatangi klub klub malam.

Pemandangan dari View point

Jangan lupa untuk melihat Pattaya dari View Point di Ketinggian karena pemandangan yang disuguhkan sungguh memanjakan mata,  hamparan garis pantai plus gugusan hijau pepohonan dan siluet gedung-gedung bertingkat di sisi lainnya. Kapal-kapal yang sibuk di teluknya.  Jam 4 sore waktu itu langit lagi cerah-cerahnya, dan matahari lagi panas-panasnya. tanpa sunglasses mungkin susah untuk sekedar memicingkan mata. Birunya langit bertemu dengan birunya laut di garis horizon. Tidak ada kata yang bisa mewakili kecuali indah...


Karena sebentar lagi pertunjukan cabaret show yang dimainkan oleh para lady boy akan dimulai. Kami akhirnya meninggalkan view point tersebut meski sangat ingin menghabiskan waktu disana. Oh ya  sebenarnya ada dua pertunjukan kabaret terkenal di kota ini yaitu Alcazar dan Tiffany’s. Keduanya berada di Pattaya Second Road. Masing-masing pertunjukan mereka disajikan dengan memukau, kami memilih untuk menyaksikan Alcazar show. Konon Alcazar show lebih lucu dan heboh. Pertunjukan spektakuler dari para lady boy ini berlangsung kurang lebuh 1,5 jam. Tak lepas rasanya mata memandang keindahan gerak, kecantikan dan kemolekan tubuh mereka, dan juga -kasihan sebenarnya- meski mereka mungkin harus menahan sakit di bedah pisau operasi berkali-kali tapi mereka boleh bangga...hasilnya sungguh maksimal. Mereka cantik sempurna. Mungkin impian para lady boy di seluruh dunia adalah seperti lady boy di sana. Mereka memiliki kelas dan telah disiapkan panggung untuk berekspresi dan mempertunjukkan kemampuan mereka.




Selepas pertunjukan, biasanya kita dapat berfoto dengan mereka yang tentu saja masih lengkap dengan kostum super seksi dan super heboh cukup dengan membayar sejumlah uang kecil. Ah kalau mereka sudah turun panggung tak jauh beda rasanya dengan bencong dipinggir jalan. Jatuh kelas karena nagih unag receh untuk bisa foto bareng. Hilang deh image 'putri' cantik yang spektakuler di panggung broadway hehehe.

Mengingat perjalanan yang cukup jauh, sehabis pertunjukan kami memilih pulang. Setelah mampir makan Tom Yum terenak di dunia di sebuah resto pinggir laut. Karena kelelahan dan di tambah hujan deras kami tertidur di mobil yang melaju kencang. Sungguh hari yang melelahkan dan mengenyangkan.






Comments

Popular Posts